SATYAKU KUDARMAKAN DARMAKU KUBAKTIKAN.................... Satu Pramuka untuk Satu Indonesia, Jayalah Indonesia................

Kamis, 09 Juni 2011

Pesan Terakhir Boden Powel

Jika kamu pernah melihat sandiwara peter pan, maka kamu akan melihat mengapa pimpinan bajak laut selau membuat pesan-pesannya sebelum meninggal, karena dia takut kalau-kalau tidak akan sempat lagi mengeluarkan isi hatinya jika saat ia menutup matanya telah tiba.
Demikian halnya dengan diriku meskipun waktu ini aku belum meninggal, namun saat itu akan tiba juga bagiku oleh karena itu aku ingin menyampaikan kepadamu sekadar kata perpisahan untuk minta diri…………………………
Ingatlah ini adalah pesan yang terakhir bagimu oleh karena itu renungkanlah  !
Hidupku adalah sangat bahagia dan harapanku mudah-mudahan kamu sekalian masing-masing juga mengenyam kebahagiaan dalam hidupmu seperti aku. Saya yakin bahwa Tuhan menciptakan kita dalam dunia yang bahagia ini untuk hidup berbahagia dan bergembira, kebahagiaan tidak timbul dari kekayaan, tidak juga dari jabatan yang menguntungkan, ataupun kesenangan bagi diri sendiri.jalan menuju kebahagiaan adalah membuat dirimu lahir dengan batin sehat dan kuat pada waktu kamu masih anak-anak, sehingga kamu dapat menikmati hidup, jika kamu kelak telah dewasa.
Usaha menyelidiki alam akan menimbulkan kesadaran dalam hatimu, betapa banyaknya keindahan dan keajaiban yang diciptakan tuhan di dunia ini supaya kamu dapat menikmatinya.
Lebih baik melihat kebagusan-kebagusan suatu hal daripada mencari kejelekan-kejelekan. Jalan nyata menuju kebahagiaan adalah membahagiakan orang lain. Berusahalah agar kamu dapat meniggalkan dunia ini dalam keadaan yang lebih baik dari pada tatkala kamu tiba di dalamnya, dan bila giliranmu tiba untuk meninggal, maka kamu akan meninggal dengan puas, karena kamu tidak menyia-nyiakan waktumu, akan tetapi kamu telah mempergunakan sebaik-baiknya. Sedialah untuk hidup dan meninggal dengan bahagia. Masukkanlah paham itu senantiasa dalam JANJI PRAMUKAMU, meskipun kamu bukan kanak-kanak lagi dan Tuhan akan berkenan memberikan karunia pertolongan kepadamu dalam usahamu.

Temanmu,

Boden Powell

Rabu, 08 Juni 2011

Lunturnya Jati Diri

Salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh pendidikan kepramukaan saat ini adalah kekhawatiran semakin lunturnya jati diri Gerakan Pramuka akibat  terkikisnya pelaksanaan Prinsip Dasar  Kepramukaan dan Metode Kepramukaan. Hal ini berakibat bahwa proses pendidikan kepramukaan semakin kehilangan warna aslinya, sehingga kualitas proses dan hasil pendidikannya tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, banyak sekali alat pendidikan menjelma menjadi sebuah tujuan sehingga "terlaksana" menjadi sebuah akhir dari suatu tujuan, dengan demikian Pendidikan Kepramukaan kehilangan essensinya. Sebab lain melunturnya jati diri Gerakan Pramuka/pendidikan kepramukaan adalah terlalu melekatnya pendidikan kepramukaan (yang notabene adalah bentuk pendidikan non formal) pada lembaga pendidikan formal. Akibatnya terjadi intervensi pengelola lembaga pendidikan formal (sekolah) yang kurang memahami karakter proses pendidikan kepramukaan ke dalam Gerakan Pramuka. Bagi pengelola jajaran Gerakan Pramuka (Kwartir) campur tangan pengelola lembaga pendidikan formal tersebut memang tidak selamanya negatif, namun yang paling merasakan adalah para peserta didiknya. Seringkali peran Pembina Pramuka dirangkap oleh guru pada sekolah yang bersangkutan, hal ini sebenarnya agak merepotkan peserta didik dalam berinteraksi dengan Pembinanya (yang juga gurunya) yang di dalam proses pendidikan kepramukaan berhubungan sebagai kakak dan adik. Disamping itu bagi Pembina akan muncul berbagai kendala dalam menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan karena perannya sebagai guru pada pangkalan Gugusdepan yang bersangkutan.
Keadaan yang paling mengkhawatirkan adalah kesalahan penerapan Metode Kepramukaan oleh para Pembina. Tidak jarang kita jumpai para Pembina menerapkan metode latihan dan pembelajaran yang berlaku di dalam pendidikan formal pada proses pendidikan kepramukaan. Misalnya dengan penggunaan metode klasikal/ massal dan terlampau dominasinya penggunaan metode ceramah dalam latihan kepramukaan. Keadaan tersebut menyebabkan bosannya peserta didik terhadap latihan kepramukaan. Padahal Boden Powell mengemukakan bahwa pendidikan kepramukaan adalah permainan gembira di alam terbuka. Namun hal tersebut jangan diartikan sempit dengan cukup menerapkan sebuah latihan di lapangan terbuka serta mengajak adik-adik tepuk-tepuk dan bernyanyi. Melainkan menerapkan metode latihan sesuai Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dalam rangka memberikan materi-materi guna mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
Hal yang dipandang esensi dalam pelaksanaan metodik pendidikan kepramukaan adalah penerapan sistem tanda kecakapan dan sistem beregu. Melalui sistem tanda kecakapan potensi yang berbeda pada setiap peserta didik dikembangkan secara optimal. Sistem tanda kecakapan mendidik Pramuka untuk memiliki motivasi mencapai yang terbaik, serta keinginan untuk maju dan mengembangkan diri. Apabila seorang Pramuka telah mencapai suatu syarat kecakapan tertentu akan diberi penghargaan, yaitu berupa tanda kecakapan yang dikenakan pada baju seragam Pramuka. Sedangkan melalui sistem beregu Pramuka dididik untuk bergaul dan bermasyarakat pada kelompok kecilnya dan satuan-satuannya. Penerapan sistem beregu diharapkan mampu menggeser metode klasikal yang dipandang kurang menguntungkan bagi proses pendidikan kepramukaan.
Namun kenyataannya sekarang kita sangat jarang menjumpai para Pramuka yang mengenakan berbagai tanda kecakapan di baju seragamnya. Sementara itu dalam penerapan sistem beregu Pembina sekedar membagi Pramuka dalam regu-regu atau kelompok-kelompok kecil lainnya secara fisik, tetapi tidak diikuti implementasinya. Jadi hakekat sistem beregu tidak terletak semata pada pembagian Pramuka ke dalam kelompok-kelompok kecil, tetapi pada penerapannya menjadikan regu/kelompok sebagai kesatuan kerja dan bermain baik dalam disiplin maupun dalam menjalankan kewajiban. Dengan demikian menuntut pula kemauan dan kepercayaan Pembina untuk memberikan kekuasaan dan tanggung jawab ke pada pemimpin regu.
Maka apabila kita hendak meningkatkan jati diri Gerakan Pramuka maka hendaklah berpandangan usaha pendidikan kepramukaan tidak hanya bersandar pada isi/materi yang diberikan namun yang paling penting adalah metodenya (PDK dan MK). Karena perbedaan pendidikan kepramukaan dengan bentuk pendidikan lainnya terletak pada metode dan pendekatan yang digunakan dalam mengisi jiwa anak. Sebagai sebuah metode dan pendekatan pendidikan, PDK dan MK memberikan arahan, rambu-rambu bagi para Pembina dalam mendidik peserta didiknya dan memberikan inspirasi bagi bentuk seluruh program kegiatan kepramukaan. 
Revitalisasi Gerakan Pramuka dan UU No.12 Tahun 2010 adalah sebuah upaya dan semangat untuk mengembalikan jati diri Gerakan Pramuka yang merupakan Perekat Bangsa melalui pembinaan dengan warnanya yang  khas dan berfokus pada pembentukan mental dan moral sesuai dengan kode etik Gerakan Pramuka.